Efisiensi Praktik Produk Cake dan Kue Indonesia dengan BAPER


LABORATORIUM Sekolah merupakan sarana pembelajaran praktik yang berperan strategis dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru dan siswa. Oleh karena itu, laboratorium perlu dirancang, dibuat, dikembangkan, dan dikelola dengan baik agar dapat berfungsi secara optimal.


Sumber daya yang terdapat pada laboratorium sekolah terdiri atas 7M, yaitu man (manusia), machine (peralatan), material (bahan) , money (modal), method (metoda atau cara), minute (waktu) dan market (pasar) (Manajemen Laboratorium Sekolah di Era Revolusi 4.0:2020). Sumber daya manusia pada laboratorium terdiri atas tiga (3) macam, yaitu kepala laboratorium, teknisi, dan laboran. Pada umumnya, hanya terdapat kepala laboratorium di kebanyakan sekolah. Sehingga pekerjaan teknisi dan laboran dirangkap oleh kepala laboratorium atau guru pengampu mata pelajaran praktik di sekolah. Di jenjang SMK, ada toolman yang mempunyai tugas mirip dengan gabungan antara teknisi dan laboran. Pekerjaan perawatan laboratorium sebenarnya merupakan tugas utama dari laboran atau teknisi untuk menyiapkan sarana dan prasarana dalam keperluan praktik siswa.


Kelengkapan alat dan bahan di dalam laboratorium merupakan unsur penting dalam pelajaran produktif. Disamping lengkap, pengelolaan yang baik tentunya akan memperlancar jalannya praktik. Hal itu akan lebih mudah jika di dalam laboratorium terdapat seorang toolman. Sebab, bukan suatu masalah dalam mengajar praktik jika pelaksanaannya dibantu seorang toolman.


Di laboratorium Tata Boga SMK Negeri 1 Sayung belum ada seorang toolman untuk membantu pelaksanaan praktik. Sehingga dibutuhkan bantuan peserta didik untuk berbagi peran (BAPER) menggantikan tugas toolman secara bergantian. Harapannya, pelaksanaan praktik di laboratorium tetap berjalan efisien dengan adanya BAPER peserta didik sebagai toolman. Selain itu, laboratorium juga tetap terkondisikan dengan baik. Dalam https://kbbi.web.id, efisien
memiliki makna mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna. Untuk itu, dalam praktik PCKI, peserta didik benar-benar melaksanakan perannya sebagai toolman dan selama praktik menghasilkan produk sesuai yang diharapkan serta tepat waktu .


Mengutip dari portal Jatengprov.go.id, “Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengizinkan sekolah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada 30 Agustus 2021, menyusul adanya sejumlah daerah yang saat ini telah memasuki PPKM level 1,2,3. Namun, ada syarat yang mesti dipatuhi dalam penyelenggaraan PTM terbatas”. Dalam portal tersebut dijelaskan bahwa terdapat daerah dengan level 2 yaitu Jepara dan Kudus, sedangkan level 3 terdapat 18 kabupaten/kota, dimana Kabupaten Demak merupakan satu diantaranya. SMK Negeri 1 Sayung disamping berada di Kabupaten Demak yang berada pada level 3, tentunya telah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. SMK Negeri 1 Sayung memiliki lima kompetensi keahlian, satu diantaranya adalah kompetensi keahlian Tata Boga. Kompetensi ini merupakan satu-satunya kompetensi keahlian yang berada di Kabupaten Demak.


Produk Cake dan Kue Indonesia atau yang sering disebut dengan PCKI merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum SMK, khususnya kompetensi keahlian Tata Boga. PCKI diajarkan di SMK selama empat semester. Dalam aplikasinya, terdapat beberapa materi dalam mata pelajaran ini. Yakni berisi olahan cake dan kue Indonesia dari berbagai bahan dasar dan bahan tambahan serta diolah dengan berbagai teknik pengolahan.


Dalam praktiknya, PCKI membutuhkan bahan yang harus diperhatikan ukuran penggunaannya karena sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan. Sehingga, perlu ketelitian dalam persiapannya. Disamping itu, diperlukan
juga alat khusus untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kriteria. Untuk itu, pelaksanaan praktik mata pelajaran PCKI memerlukan waktu cukup lama apabila tidak ada bantuan toolman.


Peserta didik sangat antusias untuk praktek secara langsung di sekolah saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas karena baru pertama melaksanakannya setelah beberapa lama pembelajaran secara daring (Dalam Jaringan). Selama PTM Terbatas, peserta didik diberikan tugas berbagi peran sebagai toolman untuk membantu dalam persiapan bahan maupun peminjaman alat praktik. Dengan demikian, jumlah dan kebersihan peralatan praktik dapat terpantau baik setelah digunakan. Peran sebagai toolman dilakukan secara bergiliran tiap kelompok setiap minggunya. Peran toolman yang tidak lagi dijalankan oleh guru membuat praktek PCKI berjalan secara efisien dan tepat waktu. Disamping itu, pengelolaan alat praktik juga dapat terpantau dan terinventaris dengan baik

Artikel oleh Ibu Nushrotul Amanati, S.Pd telah terbit di surat kabar Joglo Jateng edisi Senin, 27 September 2021 Halaman 4

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *